Sebagai bagian dari proyek komunitas, Saya, Marion Jangkup, siswa Kelas 9A SMP YPJ Tembagapura memilih untuk membuat buku cerita fantasi yang mengangkat budaya Suku saya, Suku Amungme. Buku cerita dengan 32 halaman ini akan menjadi sarana untuk memperkenalkan cerita rakyat kami kepada anak-anak di kampung dengan bahasa dan cerita yang relevan bagi mereka.
Memperkenalkan Budaya Amungme
Suku Amungme adalah kelompok etnis yang tinggal di wilayah Pegunungan Jayawijaya, Papua. Dengan menciptakan buku cerita fantasi, Saya juga berharap siswa dan siswi di Sekolah YPJ Tembagapura dapat mengenal lebih dekat budaya Amungme. Ini adalah langkah kecil untuk memperkaya pemahaman mereka tentang keragaman budaya di Papua dan Indonesia.
Sekolah YPJ Tembagapura dan Desa Jagamin menjadi tempat utama di mana proyek ini akan berlangsung. Di sana, saya berinteraksi dengan siswa, guru, dan masyarakat setempat dan mengumpulkan cerita dan inspirasi membuat cerita baru.
Saya bersyukur dapat menyelesaikan buku cerita ini dengan baik melalui proses yang panjang, mulai dari mewawancarai para narasumber orang-orang di kampung dan mengumpulkan cerita fantasi yang akan saya tulis.
Dengan proyek komunitas ini secara tidak langsung akan memberikan manfaat bagi masyarakat suku Amungme dan masyarakat sekitar. Dengan menciptakan buku cerita dengan dua bahasa (Amungme dan Indonesia), saya berharap dapat memperkenalkan budaya Amungme dan membuat mereka bangga atas warisan cerita rakyat mereka.
Manfaat yang Diharapkan
- Menyumbangkan Buku ke Perpustakaan YPJ Tembagapura: Buku ini akan menjadi tambahan berharga bagi perpustakaan sekolah, memperkaya koleksi dan memberikan akses pada cerita-cerita Amungme.
- Menceritakan Buku Langsung kepada Anak-Anak di Arwanop: Saya berencana untuk membacakan buku ini secara langsung kepada anak-anak di Desa Arwanop. Ini akan menjadi momen berbagi dan menginspirasi mereka.
Mari bersama-sama menjaga dan menghargai kekayaan budaya kita melalui kepedulian kita semua!